Minggu, 27 Mei 2012

Serba Serbi Kuningan :)


 KUNINGAN adalah kota kelahiran saya. Tepatnya di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. 
Kuningan kota Kuda

Kuningan mempunyai gambar logo kuda kecil putih,sering banyak orang kuningan tersebut berkata “leutik-leutik kuda kuningan” yang artinya  kecil-kecil kuda kuningan. Kota tersebut masih asri,sejuk,indah penuh dengan hijau pepohonan,masih jauh dari berbagai polusi udara yang seperti di kota-kota besar seperti Jakarta.di samping itu kuningan berslogan”KUNINGAN GEMAH RIPAH REPEH RAPIH” .
Masjid Syiarul Islam Kuningan



Melihat Mesjid Syiarul Islam Kuningan ini serasa melihat Taj Mahal. Arsitekturnya yang sedikit unik menjadi ciri khasnya. 

Gunung Ceremai 

\

Gunung Ceremai (seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten CirebonKabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa BaratPosisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet. Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare. Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.


Gedung Naskah Linggarjati


Gedung Perundingan Linggajati adalah sebagai berikut. Pada awalnya tahun 1918 bangunan ini merupakan bangunan rumah milik Ibu Jasitem. Tahun 1921 oleh seorang berbangsa Belanda bernama Tuan Tersana dirombak menjadi semi permanen. Tahun 1930 dibangun menjadi permanen dan menjadi bangunan rumah tinggal orang Belanda yang bernama Van Oot Dome. Kemudian tahun 1935 dikontrak oleh Heiker dan dijadikan hotel yang bernama Rustoord. Pada masa pemerintahan Jepang hotel ini diganti namanya menjadi Hokay Ryokan. Tahun 1945 tepatnya setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, hotel ini diberi nama Hotel merdeka. Tahun 1946 Hotel merdeka ini digunakan sebagai tempat perundingan antara Pemerintah Indonesia denganPemeintah Belanda yang kemudian menghasilkan Naskah Linggarjati, karena perundingan itu sangat penting maka gedung ini disebut Gedung linggarjati. Kadang-kadang disebut Gedung Naskah linggarjati tetapi tidak tepat karena naskahnya disusun dan disimpan di tempat lain, yaitu di Jakarta dan Amsterdam. 

Cibulan


Obyek wisata ini terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, sekitar 7 kilometer dari Kota Kuningan atau 28 kilometer dari Kota Cirebon. Obyek wisata Cibulan merupakan salah satu obyek wisata tertua di Kuningan. Di dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Setiap kolamnya dihuni oleh puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau ikan dewa (cyprinus carpico). Ukurannya berbagai macam mulai dari yang panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis Kidul karena dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.Meski semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum.
Rujak Kangkung 

Rujak kangkung adalah makanan khas Cibingbin yang tidak asing lagi di telinga kita. Pasalnya, rujak kangkung yang satu ini sangat digemari banyak orang. Karena selain nikmat, rujak kangkung ini juga cocok di lidah orang Kuningan. Salah satupioneer usaha rujak kangkung di Kuningan adalah Ibu Deni rujak kangkung yang telah banyak memiliki cabang di berbagai daerah. Tempatnya didepan gang rumah ^^ nyam nyam..

Peyeum Ketan 


Peuyeum atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tape terkenal sebagai salah satu makanan tradisional yang selalu hadir dalam acara tertentu. Peuyeum bukan merupakan makanan siap saji tetapi harus melalui tahapan dengan waktu tertentu hingga dapat disantap. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Kuningan pasti akan selalu penasaran dengan kudapan yang satu ini. Peuyeum ketan yang manis dan segar ini merupakan makanan khas dari Kabupaten Kuningan. Peuyeum ini biasanya dikemas dalam ember berwarna hitam. Entah mengapa selalu ember warna hitam yang digunakan seluruh pengrajin peuyeum di Kuningan. Konon pernah ada yang menggunakan ember dengan warna lain namun kurang menarik minat pembeli yang seakan hanya mengenal ember warna hitam sebagai kemasan khas peuyeum ketan Kuningan.

Ketempling atau Gemblong 


Gemblong atau banyak juga orang yang menyebutnya ketempling, termasuk salah satu produk lokal Kuningan yang tidak asing lagi di masyarakat. Makanan yang terbuat dari bahan baku singkong ini, tergolong jenis makanan ringan yang disukai banyak orang. Biasanya sebagai makanan cemilan, banyak pula yang menjadikannya sebagai pelengkap hidangan mie baso.   Gemblong seperti ini asli dari Kuningan, berbeda dengan gemblong dari Bandung atau Banten. Gemblong dari kuningan dibuat dari singkong sedangkan gemblong dari Bandung atau Banten dibuat dari beras ketan.
 Jeniper (Jeruk Nipis Peras)


Jeniper (jeruk nipis peras) adalah minuman kesehatan dari buah jeruk nipis asli dan segar,diolah secara higienis dengan paduan air yang bersumber dari kejernihan mata air gunung ciremai.yang berkhasiat untuk menjaga daya tahan tubuh. jeniper sendiri merupakan produk minuman asal kota kuningan yang sudah cukup dikenal masyarakat luas dan telah menyandang izin produksi dari Dep Kes Kab. Kuningan – Jawa Barat No : SP 291/10.13/97 sehingga aman untuk dikonsumsi.
Leupeut 


LEUPEUT ini terbuat dari beras ketan, kelapa parut, kacang tanah dan garam yang di bungkus dengan daun kelapa ( janur ). Waaah rasanya gurih dan pelem sekali, tidak kalah dengan roti - roti buatan orang kota. LEUPEUT aman untuk di konsumsi karena tidak ada bahan pengawetnya. Penganan tradisional yang berisi nasi ketan padat dan dibungkus menggunakan daun kelapa. Nikmat dimakan bersama Ketempling yang renyah.
Kwe-Cang (Bacang versi Kuningan ^^) 


Serupa dengan Leupeut, Kwecang adalah penganan berat karena terbuat dari nasi ketan, hanya saja yang satu ini dibungkus menggunakan Daun Awi (Bambu) sehingga memiliki aroma yang khas. 

1 komentar: