Di senja kala, di sebuah meja, berkumpul 6 orang anak manusia yang sedang asik bermain kartu 4 diantaranya, dan 2 diantaranya sedang asik menikmati makanan termasuk saya yang sedang makan senja itu dikantin kampus. Hahaha.. Terjadilah obrolan mengenai SKRIPSI. Entah apa sebabnya tiba-tiba obrolan jadi ke sebuah novel (-----________-----"")a .
Novel yang dibahas yaitu novel yang berjudul "Skripshit". Mengenai kisah sesat Mahasiswa Abadi yang ga patut dicontoh, namun patut di ambil hikmahnya. Karena alur ceritanya "mahasiswa banget". Itu menurut temen gue yang udah baca novelnya. Lalu kami simaklah review cerita dari mulut temen gue yang komat kamit.
Novel ini bercerita bagaimana kehidupan seorang mahasiswa yang nggak lulus-lulus selama belasan semester. Bagaimana awal si Alitt ini masuk kuliah, dan beberapa pengalaman yang di dapatkan ketika dia kuliah. Kemudian novel ini juga bercerita tentang Alitt Susanto yang bekerja sebagai wartawan freelancer dan kesulitannya membagi waktu untuk kuliah dan bekerja. Juga bercerita mengenai tanggapan Alitt Susanto tentang bagaimana ia memandang seorang wisudawan/wisudawati. Selain itu, masih ada cerita tentang kehidupan pribadinya sebagai anak kos, sebagai seorang jomblo, dan nggak lupa juga dia nyeritain beberapa temennya yang cukup langka. Ada juga beberapa tip yang agak sesat di buku ini, dan masih banyak lagi pengalaman dan cerita yang dituangkan dalam buku ini.
Berikut sinopsis bukunya :
MAPALA, Mahasiswa Paling Lama. Ya, itu adalah gelar yang melekat di diri gue.
Bayangin aja, belasan semester dan ratusan SKS sudah gue jalani dengan status mahasiswa, dan gue belum juga berhasil meraih mimpi memegang ijazah dan memakai toga.
Gara-gara status ini pula, gue jadi punya skill tambahan: pintar ngeles.
Misalnya ada yang nanya, "Lo kuliah kok gak lulus-lulus? Emang ngambil apa sih?"
Gue jawab, "Ngambil hikmahnya…."
Atau kalau ada adik-adik angkatan yang masih unyu nanya, "Kakak angkatan berapa?"
Gue jawab, "Dua ribu tua…."
Tapi sebenarnya, tidak lulus dulu adalah pilihan gue. For your information, gue paling takut dapet gelar "Pengangguran". Di mata gue, sebutan "Mahasiswa" itu lebih enak didengar daripada "Sarjana Pengangguran". Ditambah lagi pepatah dari negeri seberang yang selalu terngiang di telinga: "Wisuda adalah pengangguran yang tertunda."
Oke… itu gue aja sih ngeles….Ini gue, sang Tuna-Wisuda, dan cerita gue tentang bertahan hidup di belantara kampus…
Gue jadi penasaran setelah denger cerita temen gue itu,, hmm,, tapi belum sempet aja pengen belinya.. :(
Sekian guys :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar